Animasi Jam

Selasa, 09 September 2014

MASYARAKAT MEKAH SEBELUM ISLAM DATANG

MASYARAKAT MEKAH SEBELUM ISLAM DATANG

Masa sebelum kedatangan Islam dikenal dengan zaman jahiliyah. Dalam Islam,periode jahiliyah dianggap sebagai suatu kemunduran dalam kehidupan beragama.Pada saat itu masarakat Arab jahiliyah mempunyai kebiasaan-kebiasaan burukseperti meminum minuman keras, berjudi, dan menyembah berhala. Melihatperistiwa diatas, apakah keadaan pada zaman jahiliyah itu terjadi juga padazaman sekarang ini?

Bangsa Arab pada umumnya berwatak berani, keras, dan bebas. Mereka telahlama mengenal agama. Nenek moyang mereka pada mulanya memeluk agama NabiIbrahim. Akan tetapi, akhirnya ajaran itu pudar. Untuk menampilkan keberadaanTuhan mereka membuat patung berhala dari batu, yang menurut perasaan merekapatung itu dapat dijadikan sarana untuk berhubungan dengan Tuhan. Kebudayaanmereka yang paling menonjol adalahbidang sastra bahasa Arab, khususnya syairArab. Perekonomian penduduk negeri Mekah umumnya baik karena mereka menguasaijalur darat di seluruh Jazirah Arab.

A.    Keberagaman Masyarakat Mekah sebelumIslam Datang

Sebelum Islam datang, bangsa Arab telah menganut berbagaimacam agama, adat istiadat, akhlak dan peraturan-peraturan hidup. Ketika agamaIslam datang, agama baru ini pun membawa pembaruan di bidang akhlak, hukum, danperaturan-peraturan tentang hidup. Dengan demikian, bertemulah agama Islamdengan agama-agama jahiliah atau peraturan-peraturan Islam denganperaturan-peraturan bangsa Arab sebelum Islam. Kemudian, kedua paham dankepercayaan itu saling berbenturan dan bertarung dalam waktu yang lama.

Faktor alam merupakan satu hal yang dapat mempengaruhikehidupan beragama pada suatu bangsa. Hal itu dapat dibuktikan olehpenyelidik-penyelidik ilmiah yang menunjukkan bahwa Jazirah Arab dahulunyasubur dan rnakmur. Karena faktor alam itu pula boleh jadi rasa keagamaan telahtimbul pada bangsa Arab semenjak lama. Semangat keagamaan yang amat kuat padabangsa Arab itulah yang menjadi dorongan mereka untuk melawan dan memerangiagama Islam di saat Islam datang. Mereka memerangi agama Islam karena merekaamat kuat berpegang dengan agama mereka yang lama yaitu kepercayaan yang telahmendarah daging pada jiwa mereka. Andaikata mereka acuh tak acuh dengan agama,tentu mereka membiarkan agama Islam berkembang, tetapi kenyataannya tidakdemikian. Agama Islam mereka perangi mati-matian sampai mereka kalah.
Sampai saat ini pun bangsa Arab, baik dia seorang ulamaatau tidak, terhadap agamanya mereka sangat bersemangat. Agama itu disiarkanserta dibela dengan sekuat tenaganya. Semangat beragama mereka umumnya bersifatkulitnya saja. Adapun ibadah dan praktik-praktik keagamaan jeering ditinggalkanoleh Arab Badui. Watak mereka yang amat mencintai hidup bebas dari keterikatanmenjadi sebab mereka ingin bebas dari aturan agama. Mereka sudah lama merasabosan dan kesal terhadap agamanya karena dianggap sebagai pengikatkemerdekaannya sehingga selalu menyelewengkan agama mereka sendiri. Ada diantara mereka yang menyembah pohon-pohon kayu. Ada yang menyembahbintang-bintang, batu-batuan, binatang-binatang, bahkan menyembah raja-raja.Cara ini mereka lakukan karena mereka merasa sukar mempercayai Tuhan yang abstrak,sehingga akhirnya mereka menjadikan sesuatu benda yang dianggapnya sebagaiTuhan bayangan.

Mengenai kepercayaan keagamaan, bangsa Arab merupakansalah satu dari bangsa-bangsa yang telah mendapat petunjuk. Mereka dahulu telahmengikuti agama Nabi Ibrahim. Karena terputus dengan nabi sebagai jurupenerang, meraka lantas kembali lagi menyembah berhala.

Berhala-berhala mereka terbuat dari batu dan ditegakkandi Kakbah. Dengan demikian agama Nabi Ibrahim bercampur aduk dengan kepercayaankeberhalaan. Kemudian keyakinan terhadap Nabi Ibrahim itu telah benar-benarkalah dengan kepercayaan keberhalaan.

Ibnu Kalbi menyatakan bahwa yang menye-babkan bangsa Arabmenyembah batu atau berhala adalah karena siapa saja yang meninggalkan kotaMekah selalu membawa sebuah batu. Diambilnya dari batu-batu yang ada di tanahharam Kakbah. Jika telah berbuat demikian, mereka telah merasa dirinyaterhormat dan cinta terhadap kota Mekah. Selanjutnya, di mana-mana merekaberhenti atau menetap, diletakkannya batu itu, dan mereka tawaf (mengelilingi)batu itu, seolah-olah mereka telah mengelilingi Kakbah. Sesungguhnya merekamasih tetap memuliakan Kakbah dan kota Mekah, serta masih mengerjakan haji danumrah, tetapi mereka tetap saja menyembah apa yang mereka sukai. Berhala-berhalayang ada di negeri mereka dahulunya adalah batu yang dibawa dari Kakbah ;(Mekah), yang kemudian mereka muliakan. Mereka juga mendirikan rumah-rumahuntuk smenempatkan batu berhalanya, sementara itu Kakbah masih tetap mempunyaikedudukan lyang tinggi dan mulia. Di antara berhala-berhala itu ada yang merekapindahkan ke Kakbah, fyang akhirnya Kakbah dipenuhi dengan berhala-berhala.Mereka tidak lupa akan kedudukan I Kakbah yang mulia sehingga mereka tidak maumeletakkan batu-batu berhala itu di tempat yang lain, kecuali dekat denganKakbah. Mereka juga tidak mau naik haji, kecuali hanya ke Mekah.

Nama-nama berhala yang mereka sembah antara lain Hubalyakni berhala yang terbuat dari batu akik berwarna merah dan berbentuk manusia.Hubal, dewa mereka yang terbesar I diletakkan di Kakbah, kemudian Al Lata,berhala yang paling tua, berhala Al Uzza, serta Manah. Mereka mengakui berhalatersebut sebagai Tuhan mereka dan memujanya karena dianggapnya hebat. Merekamenyembah berhala-berhala itu sebagai perantara kepada Tuhan. Jadi padhakikatnya, bukanlah berhala-berhala itu yang mereka sembah, tetapi sesuatuyang hebat di balik berhala-berhala itu. Untuk mendekatkan diri kepada dewaatau Tuhan-Tuhan itu, merek rela berkorban dengan menyajikan binatang ternak.Bahkan pernah pada suatu ketika mereka mempersembahkan manusia sebagai korbankepada dewa-dewa dan Tuhan mereka. Kepadal berhala-berhala itu, merekamengadukan nasibnya, persoalan, atau problem hidupnya serta] meminta pendapatatau memohon restunya jika akan mengerjakan sesuatu yang penting.

B.     Kebudayaan Masyarakat Mekahsebelum Datang Islam

Negeri Yaman adalah tempat tumbuh kebudayaan yang amatpenting yang pernah berkembang di Jazirah Arab sebelum Islam datang. BangsaArab termasuk bangsa yang memilikij rasa seni yang tinggi. Salah satu buktinyaialah bahwa seni bahasa Arab (syair) merupakan suatul seni yang paling indahyang amat dihargai dan dimuliakan oleh bangsa tersebut. Mereka amat gemarberkumpul mengelilingi penyair-penyair untuk mendengarkan syair-syairnya. Adabebe-rapa pasar tempat penyair-penyair berkumpul yaitu pasar Ukaz, Majinnah,dan Zul Majaz. Di; pasar-pasar itulah penyair-penyair memperdengarkan syairnyayang sudah disiapkan untuk itu.

Seorang penyair mempunyai kedudukan yang amat tinggi dalammasyarakat Arab. Bila pada suatu suku/kabilah muncul seorang penyair, makaberdatanganlah utusan dari kabilahJ kabilah lain untuk mengucapkan selamatkepada kabilah itu. Untuk itu, kabilah tersebul mengadakanperhelatan-perhelatan dan jamuan besar-besaran dengan menyembelih binatarternak. Untuk upacara ini, wanita-wanita cantik dari kabilah tersebut keluaruntuk menari, menyanyi, dan bermain menghibur para tamu. Upacara yang diadakanadalah untuk menghormati sang penyair.

Dengan demikian penyair dianggap mampu menegakkanmartabat suku atau kabilahnya. Salah satu dari pengaruh syair pada bangsa Arabialah bahwa syair itu dapat meninggikan derajat orang yang tadinya hina, atausebaliknya, dapat menghinakan orang yang tadinya mulia.

Bilamana penyair memuji orang yang tadinya hina, makadengan mendadak orang hina itu menjadi mulia, demikian pula sebaliknya. Jikapenyair mencelal seseorang yang tadinya mulia, orang tersebut mendadak menjadiorang yang hina. Sebagai contoh, ada seorang yang bernama Abdul Uzza ibnu Amir.Dia adalah seorang yang mulanya hidupnya melarat. Putri-putrinya banyak, akantetapi tidak ada pemuda-pemuda yang mau memperistrikan mereka. Kemudiandipuji-puji oleh Al Asya seorang penyair ulung. Syair yangl berisi pujian itutersiar ke mana-mana. Dengari demikian, menjadi masyhurlah Abdul Uzza itu, danakhirnya kehidupannya menjadi baik, dan berebutlah pemuda-pemuda meminangputri-putrinya.

Mereka mengadakan perlombaan bersyair dan syair-syairyang terbagus biasanya mereka gantungkan di dinding Kakbah tidak jauh daripatung-patung pujaan mereka agar dinikmati banyak orang, Jika syairnya itutelah digantungkan di dinding Kakbah, sudah pasti suku/kabilah tersebut naikpula martabat dan kemuliaannya. Dengan demikian, potret seluruh kebudayaan bangsaArab telah tertuang dan tergambar di dalam karya syair-syair mereka.

C.    Perekonomian Masyarakat Mekahsebelum Datang Islam

Bangsa Arab yang tinggal di bagian tepi Jazirah Arabtidak suka hidup mengembara, tetapi menetap karena di wilayah ini terdapatkota-kota dan kerajaan. Dikarenakan tanahnya yang tandus dan jarang turunhujan, maka perekonomian mereka umumnya bergerak di bidang perniagaan.Perniagaan mereka meliputi perniagaan di laut dan di darat. Perniagaan di lautyaitu ke India, Tiongkok, dan Sumatra. Perniagaan di darat ialah di dalamJazirah Arab sendiri. Tetapi setelah Yaman dijajah oleh bangsa Habsyi dankemudian oleh bangsa Persia, maka kaum-kaum penjajah itu dapat menguasaiperniagaan di laut. Akan tetapi, perniagaan di dalam Jazirah Arab berpindah ketangan penduduk Mekah karena kaum penjajah tidak dapat menguasaiperekonomian dalam Jazirah Arab. Adapun faktor yang mendorong Mekah dapatmemegang fperanan dalam perniagaan ialah karena orang-orang Yaman telahberpindah ke Mekah, sedang "mereka mempunyai pengalaman yang luas dalambidang perniagaan. Oleh karena itu, kota Mekah dari hari ke hari bertambahmasyhur sesudah Kakbah didirikan. Jemaah-jemaah haji juga berdatangan dari segenappenjuru Jazirah Arab tiap tahun. Keadaan tersebut menyebabkan Quraisy sangatdihormati oleh bangsa Arab, apalagi penghargaan dan pelayanan Quraisy terhadapjemaah haji amat baik. Faktor lain ialah karena letak kota Mekah yang posisinyadi tengah-tengah tanah Arab, yaitu di antara wilayah utara dan selatan. Buminyayang kering Man tandus, juga pendorong dan memaksa penduduknya suka merantauuntuk berniaga sebagai usaha yang utama dan sumber yang terpenting bagikehidupan mereka.

Dari San'a dan kota-kota pelabuhan di Oman dan Yaman,kafilah-kafilah bangsa Arab membawa minyak wangi, kemenyan, kain sutra, baranglogam, kulit senjata, dan rempah-rempah. Barang-barang perniagaan ini ada yangdihasilkan di Yaman dan ada juga dari kota pelabuhan India dan Tiongkok. Olehkafilah-kafilah itu, barang-barang tersebut dibawa ke pasar-pasar di Syam.Minyak wangi amat diperlukan. Dengan demikian, perniagaan suku Quraisy menjadigiat serta mendapat kemasyhuran dan kemajuan yang besar di dalam dan di siluarJazirah Arab.

Hal tersebut berbeda dengan bangsa Arab yang tinggal diJazirah Arab bagian tengah. Jazirah ini terdiri dari tanah pegunungan yangsangat tandus karena wilayahnya yang sangat panas dan gersang. Wilayah initidak pernah dimasuki oleh bangsa lain karena penduduknya juga sedikit sekali,yaitu terdiri dari kaum pengembara yang selalu berpindah-pindah tempat,menuruti turunnya hujan, dan mencari padang-padang yang ditumbuhi rumput tempatmenggembalakan binatang ternak. Penduduk bagian tengah Jazirah Arab ini disebutkaum Badui, yaitu penduduk gurun (padang pasir). Binatang ternak  yang mereka pelihara ialah unta danbiri-biri. Biri-biri ini adalah salah satu dari modal hidup yang terpentingbagi mereka. Air susu biri-biri itu diminum, dagingnya untuk dimakan, dan kulitserta bulunya mereka buat pakaian atau kemah.

Orang Arab yang bertempat tinggal di padang pasirmempunyai watak pemberani. Berani adalah sifat yang amat menonjol pada mereka,Mereka selamanya membawa senjata dan sering sendirian di padang pasir. Tak ada yangmelindunginya di waktu itu, kecuali hanyalah keberanian mereka sendiri. Olehkarena kehidupan di padang pasir serba sulit, maka bangsa Arab tersebut selalumengganggu, menyerang dan merampas harta penduduk negeri (penduduk Jazirah Arabbagian tepi yang sudah mapan ekonominya). Oleh karena itu, penduduk padangpasir dipandang sebagai orang-orang biadab yang tak dapatj ditaklukkan olehpenduduk negeri. Mereka dahulu pernah memegang peranan pentingj dalammelancarkan perniagaan dunia, yaitu sebelum Terusan Suez digali. Laut Mera padawaktu itu belum dipakai untuk pelayaran dan karena banyak pulau, maka kai Badui(penduduk gurun pasir) itulah yang bekerja memperhubungkan perniagaan antaraBenua Asia dan Benua Eropa dengan melalui Jazirah Arab. Jalur-jalur perniagaantelahj mereka atur dengan rapi dan saksama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts