MUSIK KERONCONG
1.
PENGERTIAN KERONCONG
Keroncong adalah sejenis
musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik portugis
yang dikenal sebagai FADO. Sejarah keroncong si Insonesia dapat ditarik hingga
akhir abad ke-16, disaat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara.
Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari
daratanIndia (Goa) serta Maluku. Bentk awal musik ini disebut moresco.
2.
ASAL USUL MUSIK KERONCONG
Sebelum
adanya musik rock, musik pop atau musik lainnya, musik keroncong telah terlebih
dahulu ada dan menghibur mereka yang haus akan hiburan akan kesenian suara.
Sejarahnya panjang jika dirunut, namun menilisik soal asal usul dari musiknya
sendiri, ternyata banyak beragam pendapat terlontar dengan masing-masing
mempunyai pendapatnya sendiri.
Pendapat
pertama lebih cenderung mengatakan bahwa bentuk musik keroncong bukanlah bentuk
musik import (asing), melainkan benar-benar buah karya nenek moyang bangsa
Indonesia sendiri dan yang berasal dari luar adalah alat musiknya. Alat musik
ini kali pertama masuk ke Indonesia dan dibawa oleh orang-orang Portugis.
Bangsa Moor diasosiasikan dengan golongan Arab yang mempengaruhi jalannya sejarah
perkembangan kebudayaan di Eropa sampai ke Asia.
Pendapat
kedua mengatakan musik keroncong dikembangkan oleh golongan Moresko. Golongan
Moresko adalah bagian dari kaum Moor yang tidak melarikan diri ke daratan
Afrika Islam serta tidak ingin tersiksa di kamp inquisisi bangsa Spanyol yang
pada saat itu sedang berjaya, dan lebih memilih untuk masuk ke agama Kristen.
Sebagian
dari keturunan Moresko dijadikan tentara sewaan dan ikut menjelajah ke berbagai
belahan dunia, antara lain ada yang kemudian terdampar di daerah Tugu, Jakarta
Utara. Untuk melupakan kepahitan masa lalu, maka anak keturunan mereka bermain
musik keroncong dengan lagu Moresko. Pendapat ketiga mengatakan musik keroncong
konon berasal dari suku bangsa Meztezia. Golongan Meztezia adalah keturunan
budak-budak dari Portugis: sesudah majikan mereka disingkirkan oleh kolonialis
Belanda yang bercampur dengan penduduk asli dan bersama penduduk asal Belanda
dan suku Ambon yang beragama kristen bertempat di sebuah kampung di Batavia
yang disebut Seruni atau Kampung Tugu.
Judith
Becker, yang merupakan seorang peneliti mengatakan keroncong adalah istilah
umum untuk populer, lagu-lagu sentimental yang dinyayikan di seluruh Indonesia
dan pada umumnya diperkenalkan oleh Portugis pada sekitar abad ke-16. Ia pun
mengatakan bahwa keroncong di bawa ke kawasan Indonesia timur (terutama Maluku)
bersamaan dengan alat musik gitar para pelaut Portugis, dan hal itu tampaknya
cepat diterima oleh penduduk pribumi. Sementara Ernest Heins yang juga
merupakan seorang peneliti menyatakan pendapatnya, bahwa keroncong mewarisi
situasi multirasial di dalam sistem kolonial Portugis pada akhir abad ke-16 di
luar batas benteng dan perkampungan mereka.
Beberapa
peneliti seperti A. Th Manusama, Antonio Pinto da Franca, Abdurahman R
Paramita, dan S. Brata berpendapat bahwa sejarah perkembangan keroncong dimulai
pada abad ke-17, ketika kaum Mardijkers keturunan Portugis mulai
memperkenalkannya di Batavia dan menurut beberapa peneliti tersebut keroncong
bukanlah kesenian asli ciptaan orang-orang Indonesia. Walaupun Keroncong
diperkenalkan oleh kaum Mardijkers, yakni budak-budak Portugis yang kemudian
dibebaskan oleh Belanda lantas berpihak kepada Belanda untuk berbagai
kepentingan, baik politik, spiritual, sosial maupun budaya.
Istilah
Mardijker sendiri berasal dari bahasa Melayu yang artinya merdeka. Kedudukan
seorang Mardijker adalah Vrijgelatene, seseorang yang bebas dan bukan sebagai
budak lagi. Yapi Tambayong berpendapat bahwa keroncong merupakan corak musik
populer Indonesia dan ia pun beranggapan jika ada orang yang berkata bahwa
musik keroncong berasal dari Portugis, pastilah orang tersebut salah tangkap.
Hal
senada juga dikatakan oleh Kusbini, seorang musisi keroncong yang juga
merupakan ahli keroncong di Indonesia, ia mengatakan bahwa musik keroncong
adalah asli ciptaan bangsa Indonesia dan keroncong adalah asli milik bangsa
Indonesia, dikatakan pula olehnya bahwa lagu-lagu keroncong asli memang banyak
diilhami oleh lagu-lagu Portugis abad ke-17 tetapi nada dan irama-nya berbeda
sekali dengan keroncong asli Indonesia. Menurut kusbini, lagu-lagu Portugis
hanya mengilhaminya dan bangsa Indonesia-lah yang menciptakan nada dan irama
serta bentuk permainan musik keroncong. Kusbini juga mengatakan pendapat
berbeda perihal alat musik ukulele yang dikatakannya bukan berasal dari
Portugis, tetapi berasal dari Hawaii dan cara orang Indonesia memainkan ukulele
berbeda dengan cara orang Hawaii. Beberapa nyanyian orang Portugis banyak
disenangi oleh orang Indonesia dan orang Indonesia berusaha memainkannya dengan
caranya sendiri.
Pada
dasarnya musik keroncong merupakan persenyawaan dari gelombang budaya musikal
Barat dan budaya musikal lokal (dimaksud budaya lokal adalah budaya daerah dan
budaya tradisional) yang diterima dan diadaptasi sesuai dengan kemampuan
inisiatif dan kreativitas local genius. Local genius yang dimaksud adalah
adanya unsur-unsur atau ciri-ciri tradisional yang mampu bertahan dan kemudian
memiliki kmampuan untuk mengakomodasikan unsur-unsur budaya dari luar serta
mengintegrasikan ke dalam budaya asli.
Para
pencinta musik keroncong pun sepakat mengatakan bahwa musik keroncong adalah
salah satu bukti budaya bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Keroncong itu muncul di
Indonesia dan tidak di dapat di negara lain, juga tidak di Portugis. Almarhum
Andjar Any berpendapat bahwa musik keroncong adalah genius product masyarakat
Indonesia dan ada beberapa hal yang dipertimbangkan mengenai pendapat ini, yang
salah satu pendapatnya adalah di Portugis tidak terdapat musik keroncong.
(berbagai sumber)
Musik
dikenal sebagai bahasa universal yang dikenal oleh seluruh bangsa di dunia. Ada
beribu ribu macam dan jenisnya. Sudah menjadi bagian dari sejarah panjang
budaya manusia. Dalam hal ini Indonesia tak terkecuali, dengan suku dan
kebudayaaan yang majemuk, musik daerah atau tradisionalnya menjadi bagian
identitas bangsa secara keseluruhan. Keroncong satu dari sekian banyak musik
tradisi Indonesia yang memikat banyak orang asing untuk mempelajarinya, bahkan
diklaim negeri tetangga sebagai budaya asli mereka. Peringatan untuk generasi
muda Indonesia untuk lebih peduli dengan kesungguhan menjaga dan mengembangkan
warisan budaya bangsa ini.
3.
ALAT MUSIK
Dalam bentuknya yang paling awal, moresco diiringi oleh musik
dawai, seperti Biola, ukulele, serta selo. Perkusi juga kadang-kadang dipakai.
Set orkes semacam ini masih dipakai oleh keroncong Tugu, bentuk keroncong yang
masih dimainkan oleh komunitas keturunan budak Portugis dari Ambon yang tinggal
di Kampung Tugu, Jakarta Utara, yang kemudian berkembang ke arah selatan di
Kemayoran dan Gambir oleh orang Betawi berbaur dengan musik Tanjidor (tahun
1880-1920). Tahun 1920-1960 pusat perkembangan pindah ke Solo, dan beradaptasi
dengan irama yang lebih lambat sesuai sifat orang jawa.
Pem-"pribumi"-an keroncong menjadikannya seni campuran,
dengan alat-alat musik seperti:
Ì Sitar India
Ì Rebab
Ì Suling bambu
Ì Gendang , kenong , dan saron sebagai satu set gamelan
Ì Gong
Saat ini, Instrumen Musik yang
dipakai dalam orkes keroncong mencakup:
ÿ Ukulele cuk, berdawai 3 (nilon), urutan
nadanya adalah G, B dan E; sebagai alat musik utama yang menyuarakan crong
- crong sehingga disebut keroncong (ditemukan tahun 1879 dihawai, dan
merupakan awal tonggak mulainya musik keroncong)
ÿ Ukulele cak, berdawai 4 (baja), urutan nadanya
A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak
bermain pada tangga nada F (dikenal dengan sebutan in F);
ÿ gitar akustik sebagai gitar melodi, dimainkan dengan
gaya kontrapuntis (anti melodi);
ÿ biola (menggantikan Rebab); sejak dibuat oleh Amati
atau Stradivarius dari Cremona Itali sekitar tahun 1600
tidak pernah berubah modelnya hingga sekarang;
ÿ flute (mengantikan Suling Bambu), pada Era Tempo
Doeloe memakai Suling Albert (suling kayu hitam dengan lubang dan
klep, suara agak patah-patah, contoh orkes Lief Java), sedangkan pada Era
Keroncong Abadi telah memakai Suling Bohm (suling metal semua dengan
klep, suara lebih halus dengan ornamen nada yang indah, contoh flutis Sunarno
dari Solo atau Beny Waluyo dari Jakarta).
ÿ selo : betot menggantikan kendang, juga tidak pernah
berubah sejak dibuat oleh Amati dan Stradivarius dari Cremona
Itali 1600, hanya saja dalam keroncong dimainkan secara khas dipetik/pizzicato;
ÿ kontrabas (menggantikan Gong), juga bas yang dipetik,
tidak pernah berubah sejak Amati dan Stradivarius dari Cremona
Itali 1600 membuatnya.
Penjaga irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar yang
kontrapuntis dan selo yang ritmis mengatur peralihan akord. Biola berfungsi
sebagai penuntun melodi, sekaligus hiasan/ornamen bawah. Flut mengisi hiasan
atas, yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong. Itulah Instrumen
Musik yang di gunakan pada dasar dari sebuah musik keroncong.
Bentuk keroncong yang dicampur dengan musik popular
sekarang menggunakan organ tunggal serta synthesizer untuk mengiringi
lagu keroncong (di pentas pesta organ tunggal yang serba bisa main keroncong,
dangdut, rock, polka, mars).
4.
Jenis-jenis keroncong
Musik
keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang digunakan. Sejak
pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang
dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami
alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup
menyesuaikan pola yang berlaku. Pengembangan dilakukan dengan menjaga
konsistensi pola tersebut. Selain itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran
serta adaptasi.
1.1
Keroncong asli
Keroncong
asli memiliki bentuk lagu A - B - C. Lagu terdiri atas 8 baris, 8 baris x 4 birama
= 32 birama, di mana dibuka dengan PRELUDE 4 birama yang dimainkan secara
instrumental, kemudian disisipi INTERLUDE standar sebanyak 4 birama yang
dimainkan secara instrumental juga. Alur akordnya seperti tersusun di bawah
ini:
*
|V , , , |I , I7 , |IV , V7 , |I , , , | prelude diambil dari baris ke-7 (C1)
*
(A1) | I , , , | I , , , | V , , , | V , , , |
*
(A2) |II# , , , | II# , , , | V , , , | modulasi merupakan ciri keroncong asli
*
|V , , , | V , , , | V , , , |IV , , , | interlude standar utk semua lagu
*
(B1) | IV , , ,| IV , , ,|V7 , , , | I , , , |
*
(B2) |I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , I7 , |
*
(C1) |IV , V7 , |I , I7 , | IV , V7 , |I , , , |
*
(C2) | I , , , | V7 , , , | V7 , , ,| I , , , |
Keroncong
asli diawali oleh voorspel terlebih dahulu, atau intro yang mengarah ke
nada/akord awal lagu, yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti
seruling/flut, biola, atau gitar.
1.2
Keroncong Langgam
Bentuk
lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A - A - B - A dengan pengulangan dari
bagian A kedua seperti lagu standar pop: Verse A - Verse A - Bridge B - Verse
A, panjang 32 birama. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya
langsung pada bagian B. Meski sudah memiliki bentuk baku, namun pada perkembangannya
irama ini lebih bebas diekspresikan. Penyanyi serba bisa Hetty Koes Endang
misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong dan langgam menggunakan
irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan langgam. Alur akord-nya sebagai
berikut:
*
Verse A | V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , ,
, | I , , , |
*
Verse A |V7 , , , | I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , ,
, | I , , , |
*
Bridge B |I7 , , , |IV , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | II# , , , | II# ,
, , | V , , ,|
*
Verse A |V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , ,
, | I , , , |
Bentuk
adaptasi keroncong terhadap tradisi musik gamelan dikenal sebagai langgam Jawa,
yang berbeda dari langgam yang dimaksud di sini. Langgam Jawa antara lain lagu
Yen Ing Tawang (Tawang suatu desa di Magetan) ciptaan [[Anjar Any]) lahir
setelah tahun 1955, dan penyanyi yang terkenal dengan langgam jawa adalah
Waljinah bintang Lomba Lagu Kembang Kacang di Surakarta tahun 1960. Langgam
Jawa memiliki ciri khusus pada penambahan instrumen antara lain siter, kendang
(bisa diwakili dengan modifikasi permainan cello ala kendang), saron, dan
adanya bawa atau suluk berupa introduksi vokal tanpa instrumen untuk membuka
sebelum irama dimulai secara utuh. Tahun 1980 Langgam Jawa berkembang menjadi Campursari.
1.3
Keroncong Stambul
Stambul
merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang
dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan
nama Komedi stambul. Nama "stambul" diambil dari Istambul di Turki.
Alur
akord Stambul Keroncong adalah sbb. (tanda - adalah tacet atau iringan tidak
dibunyikan):
*
|I - - - | - - - - | - - - - |IV , , , | dibuka dg broken chord I utk mencari
nada
*
|IV , , , |IV , , , |IV , V ,|I , , , |
*
|I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
*
|V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
*
|I , , , |I , , , |I , , , |IV , , , |
*
|IV , , , |IV , , , |IV , V , |I , , , |
*
|I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
*
|V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
5.
TOKOH-TOKOH KERONCONG
Salah
satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan
musik keroncong adalah bapak Gesang. Lelaki asal kota Surakarta (Solo) ini
bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah Jepang karena berhasil
memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal
adalah Bengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki
"Buaya Keroncong" oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar
musik keroncong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar