Animasi Jam

Sabtu, 30 Agustus 2014

MUSIK KERONCONG

MUSIK KERONCONG

1.                 PENGERTIAN KERONCONG

Keroncong adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik portugis yang dikenal sebagai FADO. Sejarah keroncong si Insonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16, disaat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara. Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratanIndia (Goa) serta Maluku. Bentk awal musik ini disebut moresco.

2.                 ASAL USUL MUSIK KERONCONG

Sebelum adanya musik rock, musik pop atau musik lainnya, musik keroncong telah terlebih dahulu ada dan menghibur mereka yang haus akan hiburan akan kesenian suara. Sejarahnya panjang jika dirunut, namun menilisik soal asal usul dari musiknya sendiri, ternyata banyak beragam pendapat terlontar dengan masing-masing mempunyai pendapatnya sendiri.

Pendapat pertama lebih cenderung mengatakan bahwa bentuk musik keroncong bukanlah bentuk musik import (asing), melainkan benar-benar buah karya nenek moyang bangsa Indonesia sendiri dan yang berasal dari luar adalah alat musiknya. Alat musik ini kali pertama masuk ke Indonesia dan dibawa oleh orang-orang Portugis. Bangsa Moor diasosiasikan dengan golongan Arab yang mempengaruhi jalannya sejarah perkembangan kebudayaan di Eropa sampai ke Asia.

Pendapat kedua mengatakan musik keroncong dikembangkan oleh golongan Moresko. Golongan Moresko adalah bagian dari kaum Moor yang tidak melarikan diri ke daratan Afrika Islam serta tidak ingin tersiksa di kamp inquisisi bangsa Spanyol yang pada saat itu sedang berjaya, dan lebih memilih untuk masuk ke agama Kristen.

Sebagian dari keturunan Moresko dijadikan tentara sewaan dan ikut menjelajah ke berbagai belahan dunia, antara lain ada yang kemudian terdampar di daerah Tugu, Jakarta Utara. Untuk melupakan kepahitan masa lalu, maka anak keturunan mereka bermain musik keroncong dengan lagu Moresko. Pendapat ketiga mengatakan musik keroncong konon berasal dari suku bangsa Meztezia. Golongan Meztezia adalah keturunan budak-budak dari Portugis: sesudah majikan mereka disingkirkan oleh kolonialis Belanda yang bercampur dengan penduduk asli dan bersama penduduk asal Belanda dan suku Ambon yang beragama kristen bertempat di sebuah kampung di Batavia yang disebut Seruni atau Kampung Tugu.

Judith Becker, yang merupakan seorang peneliti mengatakan keroncong adalah istilah umum untuk populer, lagu-lagu sentimental yang dinyayikan di seluruh Indonesia dan pada umumnya diperkenalkan oleh Portugis pada sekitar abad ke-16. Ia pun mengatakan bahwa keroncong di bawa ke kawasan Indonesia timur (terutama Maluku) bersamaan dengan alat musik gitar para pelaut Portugis, dan hal itu tampaknya cepat diterima oleh penduduk pribumi. Sementara Ernest Heins yang juga merupakan seorang peneliti menyatakan pendapatnya, bahwa keroncong mewarisi situasi multirasial di dalam sistem kolonial Portugis pada akhir abad ke-16 di luar batas benteng dan perkampungan mereka.

Beberapa peneliti seperti A. Th Manusama, Antonio Pinto da Franca, Abdurahman R Paramita, dan S. Brata berpendapat bahwa sejarah perkembangan keroncong dimulai pada abad ke-17, ketika kaum Mardijkers keturunan Portugis mulai memperkenalkannya di Batavia dan menurut beberapa peneliti tersebut keroncong bukanlah kesenian asli ciptaan orang-orang Indonesia. Walaupun Keroncong diperkenalkan oleh kaum Mardijkers, yakni budak-budak Portugis yang kemudian dibebaskan oleh Belanda lantas berpihak kepada Belanda untuk berbagai kepentingan, baik politik, spiritual, sosial maupun budaya.

Istilah Mardijker sendiri berasal dari bahasa Melayu yang artinya merdeka. Kedudukan seorang Mardijker adalah Vrijgelatene, seseorang yang bebas dan bukan sebagai budak lagi. Yapi Tambayong berpendapat bahwa keroncong merupakan corak musik populer Indonesia dan ia pun beranggapan jika ada orang yang berkata bahwa musik keroncong berasal dari Portugis, pastilah orang tersebut salah tangkap.

Hal senada juga dikatakan oleh Kusbini, seorang musisi keroncong yang juga merupakan ahli keroncong di Indonesia, ia mengatakan bahwa musik keroncong adalah asli ciptaan bangsa Indonesia dan keroncong adalah asli milik bangsa Indonesia, dikatakan pula olehnya bahwa lagu-lagu keroncong asli memang banyak diilhami oleh lagu-lagu Portugis abad ke-17 tetapi nada dan irama-nya berbeda sekali dengan keroncong asli Indonesia. Menurut kusbini, lagu-lagu Portugis hanya mengilhaminya dan bangsa Indonesia-lah yang menciptakan nada dan irama serta bentuk permainan musik keroncong. Kusbini juga mengatakan pendapat berbeda perihal alat musik ukulele yang dikatakannya bukan berasal dari Portugis, tetapi berasal dari Hawaii dan cara orang Indonesia memainkan ukulele berbeda dengan cara orang Hawaii. Beberapa nyanyian orang Portugis banyak disenangi oleh orang Indonesia dan orang Indonesia berusaha memainkannya dengan caranya sendiri.

Pada dasarnya musik keroncong merupakan persenyawaan dari gelombang budaya musikal Barat dan budaya musikal lokal (dimaksud budaya lokal adalah budaya daerah dan budaya tradisional) yang diterima dan diadaptasi sesuai dengan kemampuan inisiatif dan kreativitas local genius. Local genius yang dimaksud adalah adanya unsur-unsur atau ciri-ciri tradisional yang mampu bertahan dan kemudian memiliki kmampuan untuk mengakomodasikan unsur-unsur budaya dari luar serta mengintegrasikan ke dalam budaya asli.

Para pencinta musik keroncong pun sepakat mengatakan bahwa musik keroncong adalah salah satu bukti budaya bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Keroncong itu muncul di Indonesia dan tidak di dapat di negara lain, juga tidak di Portugis. Almarhum Andjar Any berpendapat bahwa musik keroncong adalah genius product masyarakat Indonesia dan ada beberapa hal yang dipertimbangkan mengenai pendapat ini, yang salah satu pendapatnya adalah di Portugis tidak terdapat musik keroncong. (berbagai sumber)

Musik dikenal sebagai bahasa universal yang dikenal oleh seluruh bangsa di dunia. Ada beribu ribu macam dan jenisnya. Sudah menjadi bagian dari sejarah panjang budaya manusia. Dalam hal ini Indonesia tak terkecuali, dengan suku dan kebudayaaan yang majemuk, musik daerah atau tradisionalnya menjadi bagian identitas bangsa secara keseluruhan. Keroncong satu dari sekian banyak musik tradisi Indonesia yang memikat banyak orang asing untuk mempelajarinya, bahkan diklaim negeri tetangga sebagai budaya asli mereka. Peringatan untuk generasi muda Indonesia untuk lebih peduli dengan kesungguhan menjaga dan mengembangkan warisan budaya bangsa ini.


3.                 ALAT MUSIK

Dalam bentuknya yang paling awal, moresco diiringi oleh musik dawai, seperti Biola, ukulele, serta selo. Perkusi juga kadang-kadang dipakai. Set orkes semacam ini masih dipakai oleh keroncong Tugu, bentuk keroncong yang masih dimainkan oleh komunitas keturunan budak Portugis dari Ambon yang tinggal di Kampung Tugu, Jakarta Utara, yang kemudian berkembang ke arah selatan di Kemayoran dan Gambir oleh orang Betawi berbaur dengan musik Tanjidor (tahun 1880-1920). Tahun 1920-1960 pusat perkembangan pindah ke Solo, dan beradaptasi dengan irama yang lebih lambat sesuai sifat orang jawa.

Pem-"pribumi"-an keroncong menjadikannya seni campuran, dengan alat-alat musik seperti:
Ì Sitar India
Ì Rebab
Ì Suling bambu
Ì Gendang , kenong , dan saron sebagai satu set gamelan
Ì Gong 

Saat ini, Instrumen Musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup:

ÿ Ukulele cuk, berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E; sebagai alat musik utama yang menyuarakan crong - crong sehingga disebut keroncong (ditemukan tahun 1879 dihawai, dan merupakan awal tonggak mulainya musik keroncong)

ÿ Ukulele cak, berdawai 4 (baja), urutan nadanya A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F (dikenal dengan sebutan in F);

ÿ gitar akustik sebagai gitar melodi, dimainkan dengan gaya kontrapuntis (anti melodi);

ÿ biola (menggantikan Rebab); sejak dibuat oleh Amati atau Stradivarius dari Cremona Itali sekitar tahun 1600 tidak pernah berubah modelnya hingga sekarang;

ÿ flute (mengantikan Suling Bambu), pada Era Tempo Doeloe memakai Suling Albert (suling kayu hitam dengan lubang dan klep, suara agak patah-patah, contoh orkes Lief Java), sedangkan pada Era Keroncong Abadi telah memakai Suling Bohm (suling metal semua dengan klep, suara lebih halus dengan ornamen nada yang indah, contoh flutis Sunarno dari Solo atau Beny Waluyo dari Jakarta).

ÿ selo : betot menggantikan kendang, juga tidak pernah berubah sejak dibuat oleh Amati dan Stradivarius dari Cremona Itali 1600, hanya saja dalam keroncong dimainkan secara khas dipetik/pizzicato;

ÿ kontrabas (menggantikan Gong), juga bas yang dipetik, tidak pernah berubah sejak Amati dan Stradivarius dari Cremona Itali 1600 membuatnya.

Penjaga irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar yang kontrapuntis dan selo yang ritmis mengatur peralihan akord. Biola berfungsi sebagai penuntun melodi, sekaligus hiasan/ornamen bawah. Flut mengisi hiasan atas, yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong. Itulah Instrumen Musik yang di gunakan pada dasar dari sebuah musik keroncong.

Bentuk keroncong yang dicampur dengan musik popular sekarang menggunakan organ tunggal serta synthesizer untuk mengiringi lagu keroncong (di pentas pesta organ tunggal yang serba bisa main keroncong, dangdut, rock, polka, mars).


4.                 Jenis-jenis keroncong

Musik keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku. Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi pola tersebut. Selain itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran serta adaptasi.

1.1      Keroncong asli

Keroncong asli memiliki bentuk lagu A - B - C. Lagu terdiri atas 8 baris, 8 baris x 4 birama = 32 birama, di mana dibuka dengan PRELUDE 4 birama yang dimainkan secara instrumental, kemudian disisipi INTERLUDE standar sebanyak 4 birama yang dimainkan secara instrumental juga. Alur akordnya seperti tersusun di bawah ini:

* |V , , , |I , I7 , |IV , V7 , |I , , , | prelude diambil dari baris ke-7 (C1)
* (A1) | I , , , | I , , , | V , , , | V , , , |
* (A2) |II# , , , | II# , , , | V , , , | modulasi merupakan ciri keroncong asli
* |V , , , | V , , , | V , , , |IV , , , | interlude standar utk semua lagu
* (B1) | IV , , ,| IV , , ,|V7 , , , | I , , , |
* (B2) |I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , I7 , |
* (C1) |IV , V7 , |I , I7 , | IV , V7 , |I , , , |
* (C2) | I , , , | V7 , , , | V7 , , ,| I , , , |

Keroncong asli diawali oleh voorspel terlebih dahulu, atau intro yang mengarah ke nada/akord awal lagu, yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti seruling/flut, biola, atau gitar.

1.2      Keroncong Langgam 

Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A - A - B - A dengan pengulangan dari bagian A kedua seperti lagu standar pop: Verse A - Verse A - Bridge B - Verse A, panjang 32 birama. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B. Meski sudah memiliki bentuk baku, namun pada perkembangannya irama ini lebih bebas diekspresikan. Penyanyi serba bisa Hetty Koes Endang misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong dan langgam menggunakan irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan langgam. Alur akord-nya sebagai berikut:

* Verse A | V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
* Verse A |V7 , , , | I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
* Bridge B |I7 , , , |IV , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | II# , , , | II# , , , | V , , ,|
* Verse A |V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |

Bentuk adaptasi keroncong terhadap tradisi musik gamelan dikenal sebagai langgam Jawa, yang berbeda dari langgam yang dimaksud di sini. Langgam Jawa antara lain lagu Yen Ing Tawang (Tawang suatu desa di Magetan) ciptaan [[Anjar Any]) lahir setelah tahun 1955, dan penyanyi yang terkenal dengan langgam jawa adalah Waljinah bintang Lomba Lagu Kembang Kacang di Surakarta tahun 1960. Langgam Jawa memiliki ciri khusus pada penambahan instrumen antara lain siter, kendang (bisa diwakili dengan modifikasi permainan cello ala kendang), saron, dan adanya bawa atau suluk berupa introduksi vokal tanpa instrumen untuk membuka sebelum irama dimulai secara utuh. Tahun 1980 Langgam Jawa berkembang menjadi Campursari.


1.3      Keroncong Stambul

Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama Komedi stambul. Nama "stambul" diambil dari Istambul di Turki.

Alur akord Stambul Keroncong adalah sbb. (tanda - adalah tacet atau iringan tidak dibunyikan):
* |I - - - | - - - - | - - - - |IV , , , | dibuka dg broken chord I utk mencari nada
* |IV , , , |IV , , , |IV , V ,|I , , , |
* |I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
* |V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
* |I , , , |I , , , |I , , , |IV , , , |
* |IV , , , |IV , , , |IV , V , |I , , , |
* |I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
* |V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |

5.                   TOKOH-TOKOH KERONCONG

Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan musik keroncong adalah bapak Gesang. Lelaki asal kota Surakarta (Solo) ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah Jepang karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah Bengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki "Buaya Keroncong" oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts