PENGERTIAN SAMPAH
Sampah merupakan material
sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk
yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan
tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut
jenis-jenisnya.
Jenis-jenis
sampah
1.
Berdasarkan Sumbernya
1.
Sampah alam: sampah yang
diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah.
2.
Sampah manusia: hasil-hasil
dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.
3.
Sampah rumah tangga: sampah
dari kegiatan di dalam rumah tangga, sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan
rumah tangga adalah kertas dan plastik.
4.
Sampah konsumsi: sampah yang
dihasilkan oleh manusia dari proses penggunaan barang seperti kulit makanan dan
sisa makanan.
5.
Sampah perkantoran: sampah
yang berasal dari lingkungan perkantoran dan pusat perbelanjaan seperti sampah
organik, kertas, tekstil, plastik dan logam.
6.
Sampah industri: sampah yang
berasal dari daerah industri yang terdiri dari sampah umum dan limbah berbahaya
cair atau padat.
7.
Sampah nuklir: sampah yang
dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang
sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia.
2.
Berdasarkan sifatnya
- Sampah organik - dapat diurai (degradable) Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
- Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable) Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
·
Sampah
B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)Yaitu limbah dari bahan yang beracun dan berbahaya seperti limbah
rumah sakit, limbah pabrik, pertambangan, dan sebagainya.Ketiga jenis sampah
tersebut banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menangani
permasalahan sampah, biasanya sampah dipilah-pilah sesuai jenisnya. Menggunakan
tiga tempat sampah berbeda, yaitu organik, anorganik, dan B3, masing-masing
jenis sampah akan mendapat perlakuan yang berbeda. Untuk sampah anorganik dapat
dibuat kompos, sampah anorganik dapat didaur ulang atau dijadikan bahan
kerajinan tangan, sedangkan sampah B3 harus diolah secara khusus menggunaan
metode kimia, fisik, dan biologi dengan tujuan menghilangkan atau mengurangi
sifat berbahaya dan beracunnya.
3.
Berdasarkan Bentuknya
·
Sampah
Padat adalah segala bahan buangan
selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah
tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.
Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang
mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas,
potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting,
rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.Berdasarkan kemampuan diurai
oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
ü Biodegradable: yaitu sampah yang dapat
diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti:
sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
ü Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak
bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
o
Recyclable: sampah yang
dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti
plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
o
Non-recyclable: sampah yang
tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti
tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
·
Sampah
Cair adalah bahan cairan yang
telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan
sampah.Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung
patogen yang berbahaya.Limbah
rumah tangga:
sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah
ini mungkin mengandung patogen.Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas.
Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah
dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.Dalam
kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan
jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.untuk mencegah sampah
cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang
ke selokan.
·
Sampah yang dibuang ke
lingkungan menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan. Dampak terhadap
manusia terutama menurunnya tingkat kesehatan. Disamping itu, sampah juga
mengurangi estetika, menimbulkan bau tidak sedap. Sampah juga berdampak
terhadap lingkungan, baik ekosistem perairan maupun ekosistem darat.
DAMPAK SAMPAH
1.
Dampak sampah terhadap ekosistem perairan
·
Sampah yang dibuang dari
berbagai sumber dapat dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik. Pada satu
sisi sampah organik dapat menjadi makanan bagi ikan dan makhluk hidup lainnya,
tetapi pada sisi lain juga dapat sampah juga dapat mengurangi kadar oksigen
dalam lingkungan perairan. Sampah anorganik dapat mengurangi sinar matahari
yang masuk ke dalam lingkungan perairan. Akibatnya, proses esensial dalam
ekosistem seperti fotosintesis menjadi terganggu.
·
Sampah organik maupun
anorganik juga membuat air menjadi keruh. Kondisi ini akan mengurangi organisma
yang dapat hidup dalam kondisi tersebut. Akibatnya populasi hewan maupun
tumbuhan tertentu berkurang
·
Cairan rembesan sampah yang
masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisma
termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang
dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik,
seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi
dapat meledak.
2.
Dampak sampah terhadap ekosistem daratan
·
Sampah yang dibuang ke dalam
ekosistem darat dapat mengundang organisma tertentu untuk datang dan
berkembangbiak. Organisma yang biasanya memanfaatkan sampah, terutama sampah
organik, adalah tikus, lalat, kecoa dan lain-lain. Populasi hewan tersebut
dapat meningkat tajam karena musuh alami mereka tidak sudang sangat jarang.
3.
Dampak sampah terhadap kesehatan
·
Lokasi dan pengelolaan
sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisma dan menarik bagi berbagai binatang
seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
1)
Penyakit diare,
kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2) Penyakit jamur dapat juga menyebar
(misalnya jamur kulit).
3) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai
makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh
cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
4) 4) Sampah beracun.
5) 5)Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira
40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh
raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.
Agar sampah tidak
menggunung di mana2 sebaiknya kita melakukan program 4 R. 4 R adalah reduce
(mengurangi),Reuse(Menggunakan kembali),Recycle (mendaur ulang)& Replace
(mengganti)
Reduce artinya kita dapat mengurangi
penggunaan bahan bahan yg tidak ramah lingkungan.Cara yang dapat di lakukan
adalah
ü membawa tas belanja
sendiri untuk mengurangi tas plastik yg sulit di uraikan
ü membeli kemasan isi
ulang untuk deterjen,shampo,sabun,atau kecap daripada selalu
ü memberi kemasan yg
baru setiap kali habis
ü membeli barang kebutuhan dengan kemasan besar
ü mengurangi pembelian barang yang tidak terlalu kita
butuhkan
Reuse berarti menggunakan kembali barang
yang masih dapat digunakan. Cara nya adalah
ü menggunakan buku
tulis yang kertasnya masih kosong untuk catatan atau coret coret
ü Menggunakan kedua
sisi kertas
ü botol air mineral
daapat digunakan untuk pot bunga
Recycle adalah mendaur ulang mengolah
sampah menjadi barang baru yang dapat kita gunakan.
Misalnya
kita membuat kompos,membuat wadah tissue,membuat pot bunga dan masih banyak
Lagi. Biasanya jika kita me recycle barang2 bekas kita dapat membuahkan suatu
keuntungan. Keuntungannya adalah kita dapat menjualnya dan kita dapat
mengurangi sampah yang ada disekitar kita.
Replace adalah mengganti barang-barang
yang sulit diuraikan atau mengganti barang2 sampah.Biasanya kita hanya mengenal
program 3 R.Tetapi bagi saya apabila program 3 R ditambah menjadi 4 R mungkin
hasilnya akan lebih baik.Contoh dari Replace adalah:
ü mengganti styrofoam
dengan kertas minyak
ü mengganti tissue
dengan sapu tangan
ü mengganti botol
plastik yang dapat diremukan dengan botol plastik keras
Destroy ( Menghancurkan ) Kita tahu
bahwa tidak semua sampah dapat di Reduce, Reuse, Recyle dan Replace, ada
beberapa sampah berbahaya yang mengandung limbah B3 harus di musnahkan agar
tidak berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Dalam penghancuran sampah yang
sudah tidak dapat dimanfaatkan kembali harus ditangani secara baik dan benar.
Berbagai cara seperti pembakaran, penetralisiran, hingga dikubur di tempat yang
jauh dari permukiman maupun sumber daya alam penduduk wajib dilakukan supaya
tercipta lingkungan bersih, sehat dan terbebas dari masalah limbah
sampah.
Metode Pembuangan
ü Penimbunan darat :
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang
sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini
biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan,
atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan
dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan
murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola
dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin
berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya
genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon
dioksida yang juga sangat berbahaya. (di Bandung kandungan gas methan ini
meledak dan melongsorkan gunung sampah) Karakteristik desain dari penimbunan
darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan
bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk
menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama
(biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas
yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan
dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau
dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
ü Metode Daur Ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, pertama
adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari
bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode-metode baru dari
daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan di bawah.
ü Pengolahan kembali
secara fisik Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas
pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus),
atau dari sampah yang sudah tercampur.Sampah yang biasa dikumpulkan adalah
kaleng minum aluminium, kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan
kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk
yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya
harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
ü Pengolahan biologis. Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman,
sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk
kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang
bisa digunakan sebagai pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik
pengkomposan adalah Green Bin
Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah
tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus
untuk dikomposkan.Pemulihan energy Kandungan energi yang terkandung dalam
sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara
tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur
ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari
menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai
menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari
turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas
yang berhubungan, ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan
miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa
dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair.
Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan
menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk
seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih
digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas
sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen).
Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
ü Metode penghindaran
dan pengurangan Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah
pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan
sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai,
memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau
bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik),
mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya
kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit
untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).
Konsep pengelolaan sampah:Terdapat beberapa konsep tentang
pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau
daerah. Beberapa yang paling umum, multikonsep yang digunakan adalah:
ü Hierarki
Sampah -
hierarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi
sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan
keinginan dari segi minimalisasi
sampah.
Hierarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi
minimalisasi sampah. Tujuan limbah hierarki adalah untuk mengambil keuntungan
maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum
limbah.
ü Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah/Extended Producer
Responsibility (EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk
mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka
di seluruh siklus hidup (termasuk akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke dalam
pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk
menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan
diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan/atau
menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna
setelah kehidupan serta selama manufaktur.
ü prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah
prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan.
Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil
sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan
Pendidikan dan Kesadaran:Pendidikan dan kesadaran di bidang
pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari perspektif global dari
manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires merupakan deklarasi untuk
kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi sebelumnya
kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam. Lokal,
regional, dan global polusi udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun,
penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan
emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup manusia dan
ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati,
keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi
telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan
hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di
universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh
berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari
limbah.
Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
1.
Longsor tumpukan sampah
2.
Sumber penyakit
3.
Pencemaran lingkungan
4.
Menyebabkan banjir
Akibat
Sampah yang Bertumpuk
Sampah perkotaan adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari
bahan organic dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola
agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan, yang
timbul di kota. Lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok yang menjadi
tempat berkembangnya organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia,
merupakan sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya. Dengan demikian sampah
berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.Sampah yang membusuk menimbulkan
bau yang tidak sedap dan berbahaya bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi)
juga dapat menimbulkan pencemaran sumur, sungai maupun air tanah. Sampah yang
tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran drainase sehingga dapat
menimbulkan bahaya banjir. Pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan
tempat yang luas, tertutup dan jauh dari pemukiman.
Langkah-langkah pencegahan
1) Sampah
organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat
dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi
terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan
sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar
sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara
individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman,
sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat
dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil,
kemudian dikubur.
3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat
yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan
agar dilakukan proses pemurnian.
4) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada
sumur sumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak
berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang,
yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
5) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan
namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
6) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang
dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
Langkah penanggulangan
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu
dilakukan penanggulangan terhadap pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan
pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar
atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat
mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah
tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1)
Sampah-sampah organik yang
tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup banyak) dan mengganggu
kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau dilakukan daur
ulang menjadi barang barang lain yang bermanfaat, misal dijadikan mainan
anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat dijadikan kesed atau
kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi vas
kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara
pendaur ulang sampah.
2)
Bekas bahan bangunan
(seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata, berangkal) yang
dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam sumur secara
berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air,
sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar
rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan
dapat digunakan kembali sebagai air bersih.
3)
Hujan asam yang menyebabkan
pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman, maka tanah perlu ditambah
dengan kapur agar pH asam berkurang.
Dengan melakukan tindakan pencegahan dan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan hidup (pencemaran
udara, pencemaran air dan pencemaran tanah) berarti kita melakukan pengawasan,
pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan terhadap pemanfaatan
lingkungan) udara, air dan tanah) yang telah disediakan dan diatur oleh Allah
sang pencipta, dengan demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya.